Wednesday, November 14, 2007

Jacob Zuma, Mantan Wapres Afsel, Bisa Bernafas Lega Sejenak

Berhubung pernah tinggal beberapa bulan di Afrika Selatan, saya suka sekali baca berita tentang negara yang indah dan unik ini. Ini adalah ringkasan berita seputar Jacob Zuma, mantan wapres Afsel yang kesandung kasus pemerkosaan.


Kejadiannya di bulan November 2005 dan korbannya adalah anak perempuan yang sudah seperti keluarga. Jacob Zuma sendiri sudah kakek-kakek berusia 64 tahun, sementara si perempuan umurnya 31 tahun. Si korban datang ke rumah Jacob Zuma dan di situ ia diperkosa. Aduh, tega ya! Si perempuan bilang dia tidak berteriak karena dia seperti tersihir untuk mengikuti kehendak Jacob Zuma yang dianggapnya seperti ayahnya sendiri.


Bebas dari tuduhan perkosaan

Kemarin, Jacob Zuma diputus bebas atas tuduhan perkosaan itu. Menurut hakim, ada bukti-bukti yang kuat bahwa sang perempuan setuju melakukan hubungan sex dengan Jacob Zuma. Tidak ada bukti-bukti bahwa Jacob Zuma memanfaatkan kondisi si anak perempuan itu, yaitu kondisi yang lemah, penurut dan gampang dirayu. Sebaliknya, ada bukti bahwa si perempuan itu suka mengajukan tuduhan pemerkosaan yang tidak benar.


Keputusan itu disambut riuh rendah para pendukung Jacob Zuma sementara para penentangnya menangis terisak-isak. Rakyat Afrika Selatan memang terpecah dua atas kasus terbesar sejak berakhirnya pemerintahan Apartheid. Kubu pendukung Jacob Zuma adalah warga etnis Zulu (salah satu etnis terbesar di Afsel) dan sebagian anggota ANC (African National Congress, parpol terbesar di Afsel) yang berharap Jacob Zuma bisa jadi presiden Afsel menggantikan Thabo Mbeki. Sementara kubu penentangnya datang dari kalangan gender, pegiat anti-pemerkosaan, pegiat HIV/AIDS, serta masyarakat yang pikirannya masih logis (hehehe!).


Pernyataan kontroversial

Komentar-komentar Jacob Zuma selama peradilan terlalu kontroversial dan bikin gerah banyak orang. Dia bilang, anak perempuan itu mengundang hasratnya karena dia mengenakan rok pendek. Terang saja, ini membuat pegiat hak perempuan berang. Alasan klasik! Afsel adalah salah satu negara dengan kasus perkosaan tertinggi di dunia. Pernyataan Jacob Zuma dianggap sangat merugikan upaya memberantas perkosaan. Kasus ini membuat perempuan yang diperkosa tidak mau melaporkan perkosaannya karena takut menjadi bahan olok-olok publik.

Dia juga bikin geram pegiat AIDS dengan pernyataannya bahwa dia berhubungan seks dengan anak perempuan itu tanpa pakai kondom, sementara dia tau persis bahwa perempuan itu mengidap HIV/AIDS.


Sungguh lucu, Jacob Zuma adalah salah seorang pegiat HIVAIDS. Dia mengetuai organisasi South African Moral Regeneration Campaign dan rajin berkoar-koar slogan ABC (Abstain, Be loyal, Condomise). Tapi dia sendiri tidak melaksanakan satupun dari slogan itu. Dia tidak berpantang, tidak setia pada satu pasangan (oh iya, dia itu poligami lho, sudah poligami masih memperkosa juga!), dan tidak memakai kondom (kalau terpaksa melanggar A dan B). Lebih lucu lagi, dia bilang habis memperkosa dia mandi. Dia percaya, dengan mandi itu dia sudah meminimumkan kemungkinan tertular HIV/AIDS. Wakakakkk, pelawak banget!


Tetap pahlawan

Sebelum pengadilan kasus perkosaan awal tahun ini , Jacob Zuma sudah dipecat dari jabatan wapres karena kasus korupsi yang menimpanya. Pengadilan kasus korupsi direncanakan pada bulan Juli 2006. Kalau terbukti tidak bersalah, Jacob Zuma akan mencalonkan diri jadi presiden Afsel. Sementara kalaupun terbukti bersalah, Jacob Zuma tetap dipandang sebagai pahlawan anti-apartheid dimata pendukungnya. Memang Jacob Zuma adalah teman seperjuangan Nelson Mandela. Mereka dipenjara bertahun-tahun di pengasingan di Rodden Island.


Bagi pendukungnya, tuduhan perkosaan dan korupsi terhadap Jacob Zuma adalah bagian dari konspirasi yang menghalangi jalan sang pahlawan ke jenjang tertinggi negara itu. Tapi, sungguh sayang jika negara seindah Afrika Selatan diperintah oleh presiden yang komentarnya begitu menggelikan. Ternyata sulit sekali mencari sosok seperti Nelson Mandela yang mempersatukan Afrika Selatan melawan apartheid secara damai. Sebaliknya, melalui komentar-komentarnya, Jacob Zuma justru memecah negara itu.

Diringkas dari Reuter, Los Angeles Times, Independent Online

Submitted by mia on Tue, 2006-05-09 16:03
http://www.ppigroningen.nl/node/195

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home